Kopi, saat ini merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia setelah air putih. Di Indonesia, kita dapat menjumpai orang menghirup kopi di mana-mana. Di warung pinggir jalan, di teras rumah, di café , di ruang kantor, hingga di halte-bus . Perhatikanlah orang yang sedang bermain catur di pangkalan ojek , gelas-gelas kopi hitamlah yang biasa menemani serunya permainan dan obrolan mereka. Bagi pekerja kantoran , secangkir kopi menjadi ritual penambah energi di pagi hari ketika memulai bekerja.
Pendapat yang mengatakan, zat kafein dalam kopi dapat menyebabkan berbagai penyakit tak membuat orang menghentikan mengonsumsi kopi. Bahkan kopi kini terhitung menjadi komoditas terbesar dunia setelah minyak.
Meminum kopi bukan karena rasa minumannya, tetapi efek yang diperoleh setelah meminumnya. Zat kafein yang terkandung dalam kopi terbukti mampu meningkatkan kewaspadaan, intelektualitas, dan semangat bagi si peminum. Secara bersamaan kafein juga dituduh sebagai penyebab kopi dianggap tidak sehat. Sebenarnya apa saja efek yang dapat disebabkannya? Benarkah pernyataan bahwa kafein tak baik untuk kesehatan?
Kafein merupakan zat alkaloid dalam kopi, juga terkandung dalam teh, cola , dan sedikit di cokelat. Efek kafein dapat meningkat setelah diseduh dengan air panas. Sebenarnya kafein yang terkandung dalam bubuk teh adalah empat kali lebih banyak dalam bubuk kopi. Setelah diseduh, kafein dalam minuman kopi menjadi dua kali lebih banyak dibandingkan teh.
Cara kerja kafein ketika masuk ke dalam tubuh ialah menstimulasi sistem syaraf pusat melalui proses kimia yang kompleks bersama zat-zat lain. Efek yang dihasilkan ialah meningkatnya kewaspadaan, kecepatan dan kejernihan pikiran, membuat lebih fokus, dan membuat koordinasi tubuh secara umum lebih baik.
Efeknya berbeda-beda bagi tiap orang, tergantung ukuran tubuh dan tingkat toleransi terhadap kafein tersebut. Itu sebabnya ada orang yang setelah minum kopi menjadi sulit tidur karena efeknya mengurangi kelelahan. Ada pula yang justru menjadi mengantuk karena efeknya menenangkan pikiran.
Berbagai penelitian menunjukan bahwa zat antioksidan dalam kopi dapat mengurangi risiko penyakit kanker, serangan jantung, dan penuaan. Konsumsi kopi juga dapat mengurangi risiko penyakit Parkinson , Alzheimer , dan gangguan fungsi hati. Sakit kepala seperti migren juga dapat disembuhkan dengan kafein. Jadi, kafein tidak selalu berakibat negatif.
Selain efek positif, minuman kopi juga mengakibatkan berbagai risiko jika dikonsumsi berlebihan. Di antaranya insomnia, dehidrasi, dan meningkatnya tekanan darah. Bagi kaum perempuan, kopi dapat mengurangi kesuburan, meningkatkan risiko Osteoporosis pada perempuan di usia menopause, dan risiko pada fetus bagi ibu hamil yang minum delapan cangkir kopi atau lebih sehari.
Selain kafein, ada pula cafestol dalam seduhan kopi yang menyebabkan meningkatnya kolesterol dalam darah. Untuk pencegahannya, disarankan untuk meminum kopi yang disaring. Meskipun tetap saja risiko kolesterol ini dapat terjadi jika minum kopi disertai gula dan creamer yang juga mengandung kolesterol tinggi.
Dosis yang berisiko untuk kafein ialah lebih dari 300 mg sehari. Secangkir kopi mengandung kira-kira 100 mg kafein. Menurut ukurannya, masih sehat jika seseorang minum tiga cangkir kopi sehari. Tentunya jika tidak dibarengi dengan mengonsumsi soft drink , cokelat, atau teh yang juga mengandung kafein.
Beragam penelitian yang telah dilakukan belum membulatkan hasil apakah kopi dipastikan sehat atau tidak. Satu-satunya yang pasti adalah bahwa efek kopi berbeda-beda bagi tiap orang dan efek negatifnya dipastikan terjadi jika kopi dikonsumsi secara berlebihan. Bagi anda yang suka minum kopi tetapi tak ingin mengambil risiko, dapat minum kopi yang decaffeinated , yaitu kopi yang telah dihilangkan zat kafeinnya, namun tetap dapat dinikmati aroma dan rasanya.
Tetapi bagi anda yang masih ‘bandel' dan tetap bersahabat dengan kafein. Jangan khawatir karena ada dukungan dari banyak penelitian hingga kopi kini digolongkan sebagai bagian dari gaya hidup sehat. So, let's take a coffee break ! ■
* Dimuat di Tabloid Parle (April 2007)
Pendapat yang mengatakan, zat kafein dalam kopi dapat menyebabkan berbagai penyakit tak membuat orang menghentikan mengonsumsi kopi. Bahkan kopi kini terhitung menjadi komoditas terbesar dunia setelah minyak.
Meminum kopi bukan karena rasa minumannya, tetapi efek yang diperoleh setelah meminumnya. Zat kafein yang terkandung dalam kopi terbukti mampu meningkatkan kewaspadaan, intelektualitas, dan semangat bagi si peminum. Secara bersamaan kafein juga dituduh sebagai penyebab kopi dianggap tidak sehat. Sebenarnya apa saja efek yang dapat disebabkannya? Benarkah pernyataan bahwa kafein tak baik untuk kesehatan?
Kafein merupakan zat alkaloid dalam kopi, juga terkandung dalam teh, cola , dan sedikit di cokelat. Efek kafein dapat meningkat setelah diseduh dengan air panas. Sebenarnya kafein yang terkandung dalam bubuk teh adalah empat kali lebih banyak dalam bubuk kopi. Setelah diseduh, kafein dalam minuman kopi menjadi dua kali lebih banyak dibandingkan teh.
Cara kerja kafein ketika masuk ke dalam tubuh ialah menstimulasi sistem syaraf pusat melalui proses kimia yang kompleks bersama zat-zat lain. Efek yang dihasilkan ialah meningkatnya kewaspadaan, kecepatan dan kejernihan pikiran, membuat lebih fokus, dan membuat koordinasi tubuh secara umum lebih baik.
Efeknya berbeda-beda bagi tiap orang, tergantung ukuran tubuh dan tingkat toleransi terhadap kafein tersebut. Itu sebabnya ada orang yang setelah minum kopi menjadi sulit tidur karena efeknya mengurangi kelelahan. Ada pula yang justru menjadi mengantuk karena efeknya menenangkan pikiran.
Berbagai penelitian menunjukan bahwa zat antioksidan dalam kopi dapat mengurangi risiko penyakit kanker, serangan jantung, dan penuaan. Konsumsi kopi juga dapat mengurangi risiko penyakit Parkinson , Alzheimer , dan gangguan fungsi hati. Sakit kepala seperti migren juga dapat disembuhkan dengan kafein. Jadi, kafein tidak selalu berakibat negatif.
Selain efek positif, minuman kopi juga mengakibatkan berbagai risiko jika dikonsumsi berlebihan. Di antaranya insomnia, dehidrasi, dan meningkatnya tekanan darah. Bagi kaum perempuan, kopi dapat mengurangi kesuburan, meningkatkan risiko Osteoporosis pada perempuan di usia menopause, dan risiko pada fetus bagi ibu hamil yang minum delapan cangkir kopi atau lebih sehari.
Selain kafein, ada pula cafestol dalam seduhan kopi yang menyebabkan meningkatnya kolesterol dalam darah. Untuk pencegahannya, disarankan untuk meminum kopi yang disaring. Meskipun tetap saja risiko kolesterol ini dapat terjadi jika minum kopi disertai gula dan creamer yang juga mengandung kolesterol tinggi.
Dosis yang berisiko untuk kafein ialah lebih dari 300 mg sehari. Secangkir kopi mengandung kira-kira 100 mg kafein. Menurut ukurannya, masih sehat jika seseorang minum tiga cangkir kopi sehari. Tentunya jika tidak dibarengi dengan mengonsumsi soft drink , cokelat, atau teh yang juga mengandung kafein.
Beragam penelitian yang telah dilakukan belum membulatkan hasil apakah kopi dipastikan sehat atau tidak. Satu-satunya yang pasti adalah bahwa efek kopi berbeda-beda bagi tiap orang dan efek negatifnya dipastikan terjadi jika kopi dikonsumsi secara berlebihan. Bagi anda yang suka minum kopi tetapi tak ingin mengambil risiko, dapat minum kopi yang decaffeinated , yaitu kopi yang telah dihilangkan zat kafeinnya, namun tetap dapat dinikmati aroma dan rasanya.
Tetapi bagi anda yang masih ‘bandel' dan tetap bersahabat dengan kafein. Jangan khawatir karena ada dukungan dari banyak penelitian hingga kopi kini digolongkan sebagai bagian dari gaya hidup sehat. So, let's take a coffee break ! ■
* Dimuat di Tabloid Parle (April 2007)
Hehe...suka sekali minum kopi Nescafe dari Indonesia. Memang kecanduan kopinya... www.kopidunia.com
ReplyDelete