Skip to main content

Yoga: Sehat dari Dalam

Bayangkan malam ini anda sedang duduk di ruang favorit di kursi yang nyaman di depan layar, nonton video tentang peristiwa yang anda alami. Ketika anda menonton video itu, dalam hati keluarkan hal-hal yang telah selesai; bayangkan peristiwa itu disalin dari hard disk sebuah komputer (pikiran anda) ke disket yang diberi label “Sudah Selesai”. Untuk hal-hal yang masih perlu diperhatikan dan dikerjakan, bayangkan diri anda sendiri memasukkan masing-masing peristiwa ke dalam map yang diberi label “Belum Selesai”.

Lalu bayangkan anda membuang disket dari berbagai hal yang “Sudah Selesai” ke dalam keranjang sampah. Bayangkan meletakkan map yang “Belum Selesai” di meja di samping tempat tidur anda, siap untuk diselesaikan besok pagi.

Demikian salah satu latihan visualisasi dalam yoga yang dipaparkan oleh Jan Maddern, seorang pelatih yoga, dalam bukunya Yoga Burns Fat (2004). Visualisasi ini dimaksudkan untuk menggerakkan pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar hanya dapat dicapai lewat visualisasi karena pikiran ini berpikir menggunakan gambar, bukan kata-kata. Tujuannya adalah memberikan waktu pada pikiran kita untuk merumuskan gambar yang amat jelas mengenai apa yang kita inginkan akan terjadi. Seperti contoh visualisasi di atas, kita akan dapat secara sadar memilah-milah dan menyimpan semua peristiwa sebelum tidur, membuang ingatan peristiwa yang tidak penting atau mengganggu, dan menyimpan yang perlu-perlu saja, sehingga pikiran kita lebih santai dan bisa tidur tenang dan nyenyak.

Itulah yoga, yang meskipun fungsinya sama-sama untuk kesehatan, namun berbeda dengan olahraga fisik, yoga merupakan penyatuan hubungan badan, pikiran serta emosi manusia. Memberikan kesadaran kita bahwa ketiganya dapat berhubungan dan saling memengaruhi.

Sebagai contoh, seorang penderita kanker misalnya, jika ia terus-menerus merasa sedih, marah, putus asa dan perasaan negatif lainnya, maka itu akan menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan mengakibatkan tubuhnya menjadi makin lemah. Berbeda dengan upaya kemoterapi atau radioterapi yang tidak mempersoalkan apa yang sedang dipikirkan sang penderita, efek yoga adalah psikosomatis sehingga apa yang sedang dipikirkan seseorang akan sangat berpengaruh terhadap fisiknya.

Konon, sebanyak 70% penyakit yang disebabkan oleh stress ampuh disembuhkan dengan yoga. Ajaran yang telah ada sejak lebih dari 1000 tahun SM ini dapat meningkatkan hormon endorphin , yaitu hormon yang dapat membawa kita ke perasaan positif, hingga menurunkan tingkat stress atau depresi. Itu sebabnya yoga dengan segera menjadi trend gaya hidup di kota-kota besar yang notabene penduduknya sangat rawan stress .

Di Jakarta telah banyak dibuka kelas yoga. Ada sejumlah salon kecantikan yang juga menyediakan layanan teknik yoga. Beberapa kantor juga mengadakan kelas yoga bagi karyawan pada hari-hari tertentu dengan mengundang instrukturnya ke kantor.

Selain untuk menghilangkan stress yoga juga dapat membakar lemak dan kalori dalam tubuh. Yoga selama satu jam dapat membakar sekitar 400 kalori dalam tubuh. Ada pula jenis yoga, yaitu Bikram Yoga yang dilakukan di ruangan bersuhu tinggi sekitar 40 derajat celcius . Ini akan sangat efektif untuk membakar lemak, membentuk tubuh, sekaligus juga memperlancar peredaran darah. Ini menyebabkan banyak orang lebih memilih yoga ketimbang diet ketat, atau berpantang makanan tertentu untuk menurunkan berat badan.

Teknik latihan yoga dengan berbagai variasi modern yang dikenal sekarang, sebenarnya adalah bagian dari Hatha Yoga . Hatha , terdiri dari kata ha yang berarti Matahari, dan tha yang berarti bulan. Hatha yoga diartikan sebagai usaha penyatuan dua hal yang berlawanan. Dalam hal ini adalah penyatuan tubuh dan pikiran/jiwa. Umumnya terdiri dari latihan peregangan dan pengencangan, latihan untuk memperbaiki postur ( asanas ), memperbaiki pencernaan, memperbaiki kecepatan metabolisme, latihan pernapasan ( pranayama ), dan kemudian visualisasi, relaksasi, serta meditasi.

Teknik ini memungkinkan kita mengenal tubuh kita dan segala kemampuannya. Tidak dengan memaksa tubuh bergerak sehingga dapat merusak otot atau persendian. Yoga membuat kita bergerak mengikuti urutan sikap tubuh secara mengalir, sambil secara sadar bernafas dan merenungkan citra diri. Merenung dengan tenang ini yang kemudian dapat membangkitkan motivasi dan semangat dari dalam pikiran bawah sadar kita. Pikiran yang tenang membuat kita menjadi sadar akan apa yang sedang terjadi dalam tubuh kita.

Dengan yoga, pikiran kita akan terbuka terhadap saran positif mengenai cara kita untuk mencapai tujuan hidup. Apakah tujuannya ingin sukses dalam pekerjaan, menjalin hubungan dengan orang lain yang lebih baik, atau sekadar ingin menurunkan berat badan.

Setelah latihan yoga secara teratur, dijamin keinginan dan disiplin kita untuk menjalani cara hidup sehat akan lebih tinggi. Jadi, bolehlah mencoba mengikuti kelas yoga terdekat, atau kalau tak cukup waktu dan biaya, tidak sulit kok berlatih sendiri di rumah dengan mengikuti buku petunjuk yoga praktis yang dijual di toko buku.

* Tulisan ini dimuat di Tabloid Parle (Juni 2007)

Comments

  1. Memang benar. Relaksasi dapat membantu menenangkan pikiran, mengurangi stres dan meningkatkan daya tahan tubuh. Tetapi menurut pengalaman saya, khusus untuk menurunkan ketegangan otot yang kaku dapat dilakukan dengan cara menegangkan otot tersebut dengan cara mengikuti gerakan bagian tubuh yang bergerak sendiri. Jadi kita tidak merekayasa gerakan tubuh kita. Contoh yang mudah begini : Sabil duduk bersila. Luruskan tangan ke depan sejajar bahu (boleh salah satu tangan atau kedua tangan). Setelah itu tariklah tangan dengan cepat Menyikut kebawah dan menempel pada dada samping. Setelah itu rasakan tegangan yang ditimbulkan olehnya. Jangan lepaskan tegangan dan terus tegangkan. Maka yang terjadi adalah tangan anda akan bergerak sendiri kemudian lama kelamaan akan diikuti oleh badan atau anggota tubuh yang lain. Jangan mencoba merekayasa gerakan. Inilah yang dinamakan jurus penyembuhan pribadi, karena tubuh sendiri yang mendeteksi sakit / penyakit dan tubuh sendiri yang mencari jalan untuk menyembuhkan dirinya. Ini memakai hukum relafitas Albert Einstein ilmuwan yang tersohor masyhur itu. Segala sesuatu kalau sudah mencapai klimaknya atau titik tertinggi maka akan terjadi antiklimak atau turun. Hal ini kalau dihubungkan dengan otot yang tegang, maka tegangkanlah otot tersebut sampai mencapai puncaknya, maka setelah itu yang terjadi adalah antiklimak yaitu otot akan kendor dengan sendirinya dan ketegangan akan berkurang atau bahan hilang dengan sendirinya. Atau kita meminjam istilah matematika : Minus dikalikan dengan minus maka hasilnya positif. Otot tegang adalah sakit atau penyakit. Kalau kita tegangkan yang rasanya juga semakin sakit , dan kita teruskan rasa sakit tersebut maka hasilnya adalah otot menjadi kendor/ rilek alias sembuh. Orang sakit yang membutuhkan operasi atau obat yang untuk disuntikkan, maka dioprasi atau disuntik itu juga sakit (sudah sakit disakiti lagi / dioperasi atau disuntik) maka setelah itu yang terjadi adalah sembuh atau kesembuhan. Selamat mencoba mudah-mudahan ada manfaatnya. Amin.

    ReplyDelete
  2. Wah... terima kasih banyak Mbak Lilik atas informasi dan petunjuknya...

    Nanti akan saya coba... :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Shalat di Pura Langgar

Mengenal Pura Langgar yang Bisa Dijadikan Tempat Salat (1) Berawal dari Mimpi Diperintah Buat Pelinggih Berbentuk Langgar lintangbuanatours.com oleh Sentot Prayogi, Radar Bali , 25 Juli 2012 Banyak kawasan objek pariwisata yang merupakan hasil akulturasi Hindu dengan agama lain. Termasuk akulturasi Hindu-Islam. Tapi Pura Langgar di Desa Bunutin bisa jadi satu-satunya bentuk akulturasi Hindu-Islam yang hingga kini masih menyatu. Yakni pemanfaatan pura yang tak hanya untuk upacara keagamaan umat Hindu, tapi juga bisa digunakan sebagai tempat shalat.

Indonesia Butuh Strong Leadership

Oleh: Ch Robin Simanullang Wartawan Tokoh Indonesia Sepuluh tahun reformasi telah membuahkan berbagai perubahan menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Terutama perubahan di bidang politik (demokrasi dan kebebasan berpendapat) telah mencapai hasil terbaik dibanding bidang lain. Tapi masih belum berhasil di bidang ekonomi (menyejahterakan rakyat). Faktor pemimpin yang kurang kuat tampaknya justru memperlambat pencapaian hasil menyejahterakan rakyat tersebut. Dari pengalaman 10 tahun reformasi itu, agar refor- masi, demokrasi, penegakan hukum dan keamanan bermuara (menjadi solusi) pada kesejahteraan rakyat, Indonesia sangat butuh pemimpin yang kuat ( strong leadership ).

Perpustakaan Betawi di Jazzy Friday

Jum’at kemarin, di saat orang Amerika rame-rame merayakan Independence Day mereka, di Jakarta sini saya merasa --meminjam istilah Letto--, teraniaya sunyi. Namun tentunya anak gelandangan seperti saya tidak begitu sulit menemukan tempat berlabuh kalau sedang kesepian, khususnya di hari Jum’at. Pilihannya perpustakaan, atau pasar festival. Atau keduanya.