Wine is inspiring and adds greatly to the joy of living.
(Napoleon Bonaparte)

Seiring merebaknya kafe dan restoran di kota-kota besar, muncullah berbagai tren di kalangan muda eksekutif. Kalau sebelumnya tren ngopi, kini mulai berganti nge-wine. Nge-wine adalah istilah untuk menikmati minuman anggur fermentasi (wine) sambil nongkrong bersama teman-teman di kafe. Wine memang mengandung alkohol, namun rata-rata hanya dalam jumlah yang lebih sedikit daripada bir. Nilai lebihnya adalah bahwa proses fermentasi lebih alami dibanding proses distilasi pada bir atau wiski. Dengan harga relatif mahal, beberapa orang meminum wine untuk alasan kesehatan, bukan untuk sekadar mabuk-mabukan.
Wine pertama kali ditemukan di Persia pada tahun 4000 SM. Pada masa-masa itu wine diminum oleh para bangsawan dan pendeta. Sedangkan para pekerja hanya meminum bir yang harganya lebih murah. Penyair Persia, Omar Khayyam (1048-1131) beberapa kali menyebut minuman wine dalam puisi-puisinya.
Dari berbagai literatur juga diketahui bahwa wine masuk ke daratan Eropa pada sekitar 1600 SM. Baru kemudian orang-orang Romawi mulai bereksperimen mengembangkan teknik-teknik pembuatan wine, dan mengklasifikasikan varietas dan karakteristiknya.
Memasuki tahun Masehi, Prancis mulai menguasai pasar wine dunia dengan hasil panen kebun-kebun anggurnya di Champagne, Burgundy, dan Rhine Valley. Dari Eropa, kemudian wine mulai dieksplorasi di benua baru, Amerika, mulai dari California, hingga kemudian diproduksi juga di Argentina, Chili dan Kanada.
Sampai abad ke-20 negara-negara yang disebut sebagai New World Wine seperti Amerika dan Australia dipandang sebelah mata, karena orang lebih menganggap bahwa wine dari negara-negara Old World Wine (Prancis, Italia, Spanyol, Yunani) lebih berkulitas dan superior. Mitos yang berkembang juga adalah bahwa makin lama usia sebuah wine berarti makin enak rasanya. Padahal tidak selalu demikian. Yohan Handono, penulis buku Rahasia Wine, mengatakan bahwa lebih dari 85% wine yang ada di pasar justru lebih baik diminum dalam waktu dua sampai lima tahun. Kalau disimpan lebih lama tak ada rasanya, karakter dan aromanya hilang. Ini terbukti pula ketika diadakan kompetisi wine pada tahun 1976 yaitu Paris Wine Tasting. Di acara ini, Amerika menang telak sebagai penghasil wine terbaik, mengalahkan Prancis sudah jauh lebih lama menjadi raja produsen wine.


Ada pula AGA Red, yaitu wine merah yang dihasilkan dari buah anggur lokal Alphonse-Lavallée. Dengan body yang tipis, AGA Red cocok disandingkan dengan makanan khas Bali yang sedikit pedas.

Wine dengan warna tengah antara merah dan putih, yaitu Hatten Rose. Warna merah muda diperoleh dengan memasukkan kulit anggur merah dalam proses fermentasi, namun hanya sebentar. Waktunya lebih pendek dibanding dengan proses maceration untuk menghasilkan wine merah. Aroma dan keasaman anggur jenis ini sedang.
Dari zat yang dikandungnya, wine dapat menjadi Sparkling Wine (banyak mengandung gelembung karbondioksida, yang terkenal adalah Champagne dari Prancis), Sweet Wine (banyak mengandung gula sisa hasil fermentasi hingga rasanya menjadi manis), dan Fortified Wine (mengandung alkohol kadar tinggi yaitu 15% sampai 20,5%, yang dihasilkan dengan menambahkan spirit pada proses pembuatannya).

HattenWines.com
mo tanya, berapakah harga per botol dari hatten wines ini?
ReplyDeletethx
Info lengkap harganya, liat aja website-nya hattenwines.com
ReplyDeleteenjoy
artikel anda tentang wine seperti dongeng, banyak hal2 yg ngaco seperti: wine berasal dari persia yg sebenarnya adalah dari georgia dahulu masuk daerah balkan ( see Wine, buku karangan Andree domine), Beer bukan di destilasi tetapi fermentasi, region di prancis bukan rhine valley tapi rhone valley, dan wine belum tentu baik untuk kesehatan karena wine mengandung gula khususnya pada ice wine,recioto, portwine dan sweet wine jadi tidak baik bagi penderita diabetes, wine juga mengandung sulfit yg bisa membangkitkan ashma sulfit ini di dapat pada saat grape di budidayakan maupun melalui proses penambahan pada saat pembuatan wine.
ReplyDeleteTerimakasih Bung Ryansommelier koreksi dan tambahan infonya. Saya mesti banyak belajar dari Anda soal wine.
ReplyDeleteGeorgia dulu? Oh ya? saya membaca dari berbagai situs tentang wine, dan rata-rata menyebut Persia sebagai asal mula wine ditemukan.